THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 18 Oktober 2010

cerpen bahasa indonesia

SIAPA DIA ?
Perpisahan memenaglah sangat menyedihkan. Tak kuasa aku menahan tetes air mataku yang jatuh kepipiku,pada saat aku mengatarkan sahabat karibku ke bandara. Memang berat sekali hati ini pada saat melihat ia melambaikan tangannya untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak tahu kenapa ia harus pergi meninggalkan sahabar dekatnya di Indonesia.
“Sudahlah jangan menangis lagiaku pasti pulang ke Indonesia!” seru Ilham
“Aku pasti akan rindu sama kamu Am,nanti aku main sama siapa?” tanyaku pada Ilham
“Temanmu kan disini banyak bukan aku saja Sherly.” Jawab Ilham.
“Tapi mereka engga sama kayak kamu.”
“Udah pokoknya kamu baik-baik saja iya di Indonesia!”
Aku hanya bisa mengangguk pada saat Ilham berkata seperti itu. Tak jauh dariku,disebelahku terlihat orang tuaku dan orang tua Ilham sedang berjabat tangan dan berpelukan sebagai ucapan selamat jalan.
“TELEPON AKU IYA!” teriak Ilham sambil berjalan dan menggusur kopernya.
Kejadian itu sudah lama terjadi pada saat aku masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Tak terasa sekarang aku sudah duduk dibangku SMA. Setiap aku merindukan Ilham aku hanya bias memandang fotoku bersamanya pada saat bermain di lapang,halaman rumah,dan tempat rekreasi yang pernah kami kunjungi. Suara Ilham terus terngiang-ngiang dikepalaku pada saat ia berteriak “TELEPON AKU IYA!” sudah 5 tahun keluargaku dan keluarga Ilham tidak berkomunikasilagi. Hatiku terus bertanya “Ilham kamu dimana? Bagaimana kabarmu? Aku rindu sama kamu.”
Dalam kegelisahan hatiku kedua teman sekelasku Mia dan Indah mengajak aku main ke sebuah toko kaset di Jakarta untuk membeli album boyband favorit kami. Selama diperjalanan menuju toko itu kami bercanda sehingga tak terasa kalau kita sudah sampai di toko kaset yang dituju. Setelah sampai Mia merasa sakit perut.
“Aduh-aduh perutku sakit sekali!” seru Mia
“Kamu sih tadi makan bakso sambalnya hamper habis setengah botol.” Jawab Indah
“Abisnya kalau misalnya enggak pke sambal rasa bakso itu hambar kya enggak ada rasa gitu.”
“Yaudah kita keWC dulu dari pada Mia ngamuk-ngamuk kayak gitu!” saranku.
“Hmm yaudah kita keWC kamu duluan masuk dan beli album itu oke!” kata Indahyaudah kita keWC kamu duluan masuk dan beli album itu oke!” kata Indah.
“loh kok aku sendiri sih?” Tanya ku sambil bingung
“Kamu tahhu kan album itu laku banget? Terus jangan lupa beliin buat kita!” sela Indah
“Ok ok ok iya aku yang beli, mendingan kamu keWC sekaran kamu enggak liat Mia udah kayak cacing gitu?”
“Iya iya bener ayoo ah cepetan!” kata Mia sambil menarik tangan Indah dan lari.
Aku pun masuk sendiri kedalam toko kaset itu,tidak terlalu jauh album yang kita inginkan sudah ada dihadapanku. Aku beruntung karena album itu tinggal sisa 3 lagi, aku langsung berlari ke arah rak yang ada didepanku. Satu per satu aku ambil kaset itu, tiba-tiba pada saat aku mengambil kaset yang terakhir. Ada satu tangan yang memegang tanganku seolah-olah dia ingin mengambil kaset itu juga.
Kemudian aku melirik ke orang yang memegang tanganku. Aku melihat seorang pria mengenakan jaket hitam dengan seleting jaket yang terbuka, sehingga kas putih yang ia kenakan terlihat. Dia tampan kulitnya putih dan juga mengenakan kacamata.
“Hmm sepertinya ini menjadi milikmu!” seru pria itu
“Terus, kamu gimana?” tanyaku
“Aku bisa cari di toko lain kok, kamu suka sam westlife iya?” Tanya balik pria itu.
“Westlife ituboyband favorit aku waktu kecil.” Jawabku.
“oh kalau begitu sama denganku aku juga suka mereka dari kecil, kalau begitu aku pergi duluan iya aku buru-buru. Sampai jumpa!” kata pria itu
“MAKASIH IYA SEBELUMNYA.” Teriakku.
Dia pun pergi dan bodohnya aku pada saat itu aku lupa menanyakan siapa nama dia. Tak apalah mungkin suatu hari nanti aku bakal bertemu dengan dia lagi. Setelah kejadian itu aku pergi kekasir untuk membayar kasetnya, tiba-tiba kedua temanku datang.
“Gimana? Ada kasetnya?” Tanya Mia
“Ada dong, eh aku punya cerita pas aku ambil kaset itu.”
Kemudian aku pun menceritakan tentang kejadian pada saat ditoko kaste tadi. Tentu saja aku menceritakan kejadian ini dengan semangat. Seandainya aku bisa ketemu lagi dengan dia.
Kedatangan pria itu membuatku lupa kepada sahabat kecilku Ilham. Tak tahu kenapa aku bias lupa dengannya, semua kejadian pada saat ditoko kaset itu mencuci otakku. Dan aku terus menerus membayangkan pria itu.
Hari senin adalah hari yang menyebalkan bagiku karena setiap hari senin semua siswa/iharus ikut melaksanakan upacara bendera. Pada saat baris aku bosan sehingga aku menengak-nengok kekanan dan kekiri, pada saat itu aku melihat seseorang pria yang aku rasa aku pernah melihat dia. Ternyata pria itu adalah pria yang kemarin ketemu ditoko kaset itu.
Akhirnya upacara pun selesai, akupun berlari menuju pria itu. Aku memiliki kebiaasaan buruk yaitu berlari sambil menunduk. Pada saat aku berlari tiba-tiba kepalaku terbentur ketubuh seseorang dan kepalaku langsung merasakan pusing yang hebat sehingga aku langsung jatuh.
“Aduh sakit!” seru ku
“Kamu tidak apa-apa kan?”
Setelah mendengar suara itu mataku langsung tertuju kepada orang yang bilang itu. Ternyata orang yang telah aku tabrak itu adalah pria yang bertemu di toko kaset itu.
“Haloo…!” seru dia sambil melambaikan tangannya kea rah mukaku.
“Hah ada apa?” tanyaku yang agak sedikit kaget.
“kamu tadi nabrak aku, kamu taka apa-apa kan?” Tanya dia.
“I I Iya aku baik-baik aja kok!” jawabku sambill gugup.
Kemudian dia memegang tanganku sambil menarikku sehingga aku terbangun. Kemudian dia pun berbalik dan wajahny sedikit menengok kearahku dan melambaikan tangan.
“Kalau begitu sampai jumpa!” ucapnya dengan senyumnya yang manis
“TUNGGU! Siapa namamu?” teriakku.
“ILHAM.” Jawabnya singkat
Aku sedikit tercengang tiba-tiba bulu kudukku berdiri. Nama yang sudah tidak ada dalam pikiranku tiba-tiba kini datang dengan sosok yang baru. Kenapa namanya bias sama? Sampai aku pulang aku terus memikirkan nama itu nama yang tak asing lagi ditelingaku.
Sebelum sampai rumah aku mampir ketoko buku dekat sekolah. Pada saat di toko buku aku melihat Ilham berdiri sambil memegang satu buku yang tebal. Kemudian aku menghampirinya sambil berpura-pura mengambil buku yang tidak ingin aku beli.
“Hai!”
“Hai juga!” Jawabnya
“Lagi nyari buku apa nih?”
“Steven mayer”
“Oo..kmu suka twilight iya?”
“Iya aku sudah menonton film itu beberapa kali. Oh ia mau enggak nonton twilight yang baru hari ini? aku yang bayar deh!”
Aku sedikit kaget dengan tawaran itu. Ya ampun apa aku harus terima tawaran dia? Sambil tersenyum aku pun menerima ajakan dia. Iya kapan lagi aku jalan sama orang yang aku keceng?.
“hmm.. ok, tapi aku mau beli buku wirausaha dulu ia.”
“Sip aku bayar dulu ya bukunya nanti kalau sudah aku tunggu diluar.”
Aku hanya mengangguk dan melanjutkan mencari buku yang aku cari. Setelah aku mendapatkan buku yang aku cari aku langsung berlari menuju kasir untuk membayar buku yang aku beli. Diluar aku melihat Ilham sedang membaca buku yang baru ia beli sambil duduk diatas motorya.
“ayo..!” ajakku
“O udah iya cepet amat?”
“Iya ayo cepet!”
“Iya Iya enggak sabaran amat.”
Akupun naik motor Ilham yang besar itu. Kami berdua langsung ke bioskop dekat sekolah kebetulan skolahku dekat sekali dengan mall-mall besar jadi kami mudah untuk mencari apa saja yang kami inginkan. Setelah selesai menonton film kami makn di food court. Disana kami berdua ngobrol sampai lupa waktu.
“Wah sudah hamper malam.”
“Kalau begitu ayo kita pulang! Kamu mau enggak mampir kerumahku dulu? Aku ingin kenalkan kamu dengan orang tuaku” Tanya Ilham
“Hah? Eeehhh.”
“Gimana? Bentar kok, mau iya!”
“Iya deh.”
Dengan terpaksa aku menerima tawaran Ilham lagi. Duh pasti aku malu sekali kalau aku bertemu dengan orang tua Ilham. Itung-itung tanda terima kasih aku sama dia, karena dia sudah teraktir aku nonton di bioskop.
Rupanya rumah Ilham sangat besar dan sederhana. Aku jadi gugup untuk masuk kerumahnya. Ilham mulai menarik tanganku untuk menyuruh aku masuk kedalam rumahnya. Ilham pun mengetuk pintu dan kemudian pintu itu terbuka. Terlihat seorang perempuan tinggi dengan rambut yang diikat. Aku kaget pada saat melihat wanita itu, ternyata dia adalah tante Nia ibunya Ilham sahabat aku waktu kecil.
“Sherly!” Seru tante Nia sambil memelukku
Aku hanya diam terpaku dan bingung ketika melihat tante Nia yang sedang memelukku. Ternyata Ilham yang menjadi temanku di SMA adalah sahabat aku yang telah lama pergi.
“Ayo masuk!” Seru tante Nia padaku dan Ilham
Diruang tamu kamipun saling bertukar cerita. Aku baru tahu kenapa Ilham pergi keluar negeri, ternyata dia memiliki penyakit kanker jantung yang hanya bisa disembuhkan jika operasi di luae negeri. Ilham dan keluarganya tidak mau bercerita kepada keluargaku. Karena sangking dekatnya keluargaku dan keluarga Ilham, keluarga Ilham tidak mau keluargaku menjadi ikut cemas. Dan sekarang Ilham sudah sehat berkat operasi jantung itu.

Kamis, 08 April 2010

tarung derajat


SEJARAH SINGKAT  TARUNG DERAJAT

-         AKU RAMAH BUKAN BERARTI TAKUT
-         AKU TUNDUK BUKAN BERARTI TAKLUK.

Salam persaudaraan , BOX !

JADIKANLAH DIRIMU OLEH DIRI SENDIRI !
     
Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan kelahirannya dibumi persada Indonesia tercinta, di Bandung 18 Juli 1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru Haji Achmad Dradjat yang memiliki nama julukan dengan panggilan Aa Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan dan melekat pada diri Achmad Dradjat, setelah dirinya mampu dan berhasil menggunakan dan menerapkannya Seni Pembelaan Diri karya ciptanya didalam berbagai bentuk perkelahian, dimana butuh dan harus BERKELAHI atau BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk mempertahankan kelangsungan hidup, menegakan kehormatan dan membela kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari selaras dengan kodrat hidupnyanya.
Jadi sebenarnya keberadaan Tarung Derajat itu adalah identik dengan perjalanan & perjuangan G.H.Achmad Dradjat yang juga dikenal dengan julukan Aa Boxer dan kini bergelar “SANG GURU TARUNG DERAJAT”.

Perjalanan & Perjuangan hidup Achmad Dradjat dimulai sejak kelahirannya diatas muka bumi ini, Sang Guru Tarung Derajat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam (D.I), dalam penyerangan tersebut kedua orang tua Achmad Dradjat sebagai Aktivis Pejuang Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang setelah pasca Keemerdekaan menjadi anggota Polisi Istimewa, menjadi salah satu sasaran operasi dari penyerangan Gerombolan tersebut. Berkat kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat itulah Sang Guru lahir dalam keadaan sehat, ditengah kejaran para pemberontak. Peristiwa tersebut telah mengilhami kedua oranng tua Sang Guru memberikan nama DARAJAT (DRADJAT / DERAJAT), yang berarti Berkat yaitu suatu Rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa yang membawa atau mendatangkan kebaikan pada kehidupan manusia, seperti keselamatan dan kesehatan hidup atau kesejahteraan hidup atau juga sebagai harkat dan martabat hidup manusia. Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai  riwayat Perjalanan & Perjuangan hidup yang dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat alias Aa Boxer dalam menciptakan dan melahirkan Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang terjadi selalu dinikmati dengan totalitas berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan Rasional, dari hasil perjuangan hidup PRIBADI  seperti itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya Ciptanya, yaitu : “TARUNG DERAJAT.” (Tarung, Bertarung adalah Berjuang dan Derajat adalah Harkat martabat kemanusiaan)

Pada usia balita Achmad Dradjat pindah ke Bandung mengikuti perjalanan dinas kedua orang tuanya, tinggal di kawasan Tegallega suatu daerah  yang keras dan berpenduduk sangat heteorogin dengan segala perilaku hidupnya yang dinamis. Situasi dan kondisi seperti itu sangat ditunjang dengan keberadaan sebuah lapangan sangat luas yang beraktivitas hampir 24 jam  , berbagai macam bentuk kegiatan hidup terjadi dilapangan tersebut, seperti: berbagai kegiatan olah raga, perkealahian masal antar kelompok pemuda remaja, pemerasan, perampokan perjudian, pelacuran, dlsb yang berbau kriminalitas dan kemaksiatan serta dalam waktu-waktu tertentu bisa dan biasa juga dipakai untuk kegiatan kemasyarakatan lainnya oleh seluruh kalangan masyarakat Bandung khususnya dan apabila sesuatu tindak kekerasan terjadi, tidak jarang masyarakat setempat yang berperilaku hidup  baik-baik kerap menjadi korban tindak kekerasan, kejadian tindak kekerasan tersebut tidak terkecuali sering juga dialami oleh sosok remaja Achmad Dradjat.
Bagi Achmad Dradjat yang sejak masa anak-anak mempunyai postur tubuh lebih kecil dibanding dengan sesama anak lainnya  dan sangat menggemari olah raga keras, seperti sepak bola dan beladiri, selain itu dirinya yang berkarakter berani dan ulet, menjadikan hidup dan dibesarkan dilingkungan seperti itu memiliki arti dan tantangan yang tersendiri.
Berbekal didikan Akhlak Budi pekerti dan Ajaran Agama yang diterapkan kedua orang tua dan tertanam serta terpelihara secara ketat dan berdisiplin sejak masa kecil. Aa, demikian dipanggil dalam lingkungan keluarganya (Aa adalah suatu  panggilan dalam bahasa daerah sunda bagi anak laki yang tertua atau yang dituakan) mulai memasuki lingkungan yang keras, bermacam cara datang dan terjadi perekelahian antar kelompok maupun perorangan, pemerasan serta berbagai bentuk tindak kekerasan lain.
Dalam lingkungan demikian sifat pemberani dan keinginan menolong teman yang dimilikinya, seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perklelahian demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan segala keuletan yang didasari oleh hasil didikan Akhlak dan ajaran Agama yang terus melekat, dirinya mampu meng  hadapi dan mengatasi berbagai rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja dan manusia lain yang tidak bermoral dan tidak bertanggung jawab nyaris merenggut jiwanya.     
Bagaimana tidak, peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya itu terjadi ditengah keramaian orang-orang yang hanya bisa menjadi penonton dan sebagian lainya hanya mampu menjadi penganiaya, dalam keadaan seperti itu Achmad Dradjat dituntut harus mampu bertahan hidup dalam kesendirian, bukan mempertahankan diri sampai lupa diri. Sesungguhnya dari kenyataan peristiwa tersebut sangat disadri hanya kerena Kebesaran dan Kekuasaan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang menghendaki nasib lain sehingga Aa dapat terselamatkan dari nasib yang lebih buruk lagi.

Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat  yang baru belajar dasar-dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri, disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya yang ada diruang latihan lainnya. Achmad Dradjat dengan teknik yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada fikiran dan rasa dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan menyelamatkan perkelahian. Dalam kesendirian sosok remaja Achmad Dradjat kembali harus berjuang diri mempertahankan keselamatan dan kesehatan hidupnya.

Dari perkelahian ke perkelahian itulah Achmad Dradjat secara alami dirinya tertempa dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup yang keras dan dari kerasnya  kehidupan yang dialami sifat fisik dan sikap mentalnya terbina dan terbiasa untuk menerima kenyataan hidup secara realistis dan rasional. Kemampuan itu dimiliki karena pada dasarnya, setiap mahluk hidup telah dibekali kemampuan gerak reflek untuk bertahan hidup. Fikiran , rasa dan keyakinan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya dan terbayangi sepanjang usia, baik kejadian itu berupa musibah maupun anugerah, pengalaman tersebut pada dasarnya adalah bagian dari proses pembelajaran dan pelatihan otot, 0tak serta nurani untuk menentukan arah hidup yang lebih baik menuju pada kehidupan yang benar selaras dengan kodratnya. 

Berbagai macam kejadian dan pengalaman hidup yang terjadi dalam lingkup pembelaan diri yang berasal dan mengandalkan dari gerak reflek dan dorongan naluri ,insting atau garizah yang terus terjadi secara berulang tersebut, mengasah otot, otak serta nuraninya untuk terbiasa menghadapi berbagai ancaman dan terlatih untuk menjawab tantangan hidup, yang berupa menjaga keselamatan dan kesehatan diri, menegakkan dan mempertahankan kehormatan serta membela kemanusiaan.

Bersamaan dengan itulah proses penciptaan gerak dan jurus dibentuk dan diuji dari perkelahian. Proses ini disempurnakan melalui suatu penempaan diri, baik secara fisik maupun mental dengan cara yang tersendiri dan mandiri. Gerakan tubuh yang kemudian menjadi jurus ini, seluruhnya didasari gerak reflek yang alamiah.

Dari penempaan praktis ini gerakan tubuh yang tercipta manjadi sangat efektif bagi suatu pembelaan diri. Gerakan dan jurus serta metode latihan didasari kemampuan alamiah. Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.”

Hingga menginjak usia pemuda remaja, Achmad Dradjat telah  menunjukan kemampuaan dan keunggulan dalam menghadapi berbagai tindak kekerasan dan perkelahian. Achmad Dradjat juga menularkan kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi “Guru.” Akhirnya, pada tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad Dradjat.

Gelar “SANG GURU” menjadi sebuah panggilan kehormatan dan penghargaan sekaligus sebagai Saripati Jati Dirinya dari apa yang diperjuangkannya dalam menciptakan ILmu Olah Raga Seni Pembelaan Diri TARUNG DERAJAT bagi murid-murid dan Perguruan Pusat Tarung Derajat.